Selasa, 15 Maret 2011

Siraman Rohani by Ustadz Komar

Ini adalah tausiyah yg diberikan ustadz Komarudin Chalil di Madinah tanggal 7 Maret 2011
Beliau adalah ustadz yg saya banggakan, yg selalu memberikan tausiyah yg menyentuh.

Berikut adalah kutipan tausiyahnya :
Suatu ketika ada seorang suami yg memiliki 4 istri.

Istri keempat adalah istri yg paling ia sayangi. Apapun akan dibelikan demi istri keempatnya ini. Baju yg cantik dan perhiasan yg mewah selalu ia belikan khusus untuk istri keempatnya.

Istri ketiga adalah istri yang selalu ia banggakan. Segala aspek dari istri ketiganya selalu dipamerkan kepada orang lain. Ia selalu membawa istri ketiga ini ketika menghadiri pesta kerabat, ataupun jika bertemu kolega-koleganya.

Istri kedua adalah istri yang selalu dia butuhkan. Istri kedua ini adalah tempat ia curhat. Ketika ada masalah, ia langsung ingat kepada istri keduanya. Ia ceritakan semua keluh kesahnya sampai puas, lalu ia selalu merasa lega jika telah curhat kepada istri keduanya.

Istri pertama adalah istri yang terlupakan. Istri pertama mencintai suaminya dengan sepenuh hati, tanpa mengharap imbalan. Namun sang suami tidak bisa melihat kebaikan istri pertamanya sama sekali.



Suatu hari sang suami jatuh sakit dan menghadapi sakratul mautnya. Dia lalu memanggil keempat istrinya untuk mendampinginya.

Kepada istri keempat dia berkata "Istriku, selama ini aku selalu memberikanmu hadiah berlimpah, kamulah kesayanganku, maukah kamu menemaniku ke alam kubur nanti jika aku meninggal?". Istri keempat menjawab "tidak suamiku, aku tidak akan bisa menemanimu di alam kubur nanti dan tidak akan berguna". Kagetlah sang suami. Namun dia tidak menyerah. Dia kemudian berkata kepada istri ketiga..

"Istriku, selama ini aku selalu membanggakanmu kepada orang lain. Kamu adalah kesayanganku. Aku selalu percaya diri jika bersamamu. maukah kamu menemaniku ke alam kubur nanti jika aku meninggal?". Istri ketiga menjawab "tidak suamiku, jika seandainya engkau meninggal, aku akan langsung menikahi orang lain". Begitu kagetnya sang suami mendengarkan jawaban istri ketiga. Betapa teganya dia mengatakan hal seperti itu. Namun dia tidak menyerah. Dia kemudian berkata kepada istri kedua..

"Istriku, selama ini engkau adalah tempat aku mengadu. Hanya kamu yg dapat membuat aku tenang dan percaya diri untuk menghadapi semua masalahku. maukah kamu menemaniku ke alam kubur nanti jika aku meninggal?". Istri kedua menjawab "maafkan aku suamiku, aku hanya dapat menemanimu hingga sisi lubang kuburmu, aku tidak bisa menemanimu sampai ke alam kubur..". Sang suami masih kecewa. Dia berharap ada istrinya yg mau menemaninya hingga ke alam kubur. Sang suami ingat dengan istri pertama. Dia ingin mencoba memintanya, namun dia sangat segan. Selama ini dia tidak pernah memperhatikan istri pertamanya. Perasaan bersalah yang besar menghinggapinya. Namun ia mengumpulkan keberanian dan berkata kepada istri pertama..

"istriku, maafkan aku selama ini aku kurang memperhatikanmu. Tapi, maukah kamu menemaniku ke alam kubur nanti jika aku meninggal?". Istri pertama menjawab "Selama ini aku selalu memperhatikan dan menyayangimu, hanya saja engkau tidak pernah membalasku. Tidak apa-apa suamiku, aku akan menemanimu hingga ke alam kubur nanti."

Betapa terharunya sang suami. Ia sungguh menyesal dulu tidak pernah memperhatikan istrinya yg pertama. Ternyata dialah yg setia menemani hingga akhir hayatnya, sampai ke alam kubur.



Taukah teman2, ternyata istri keempat ini seperti fisik yang selalu kita manjakan. "tidak suamiku, aku tidak akan bisa menemanimu di alam kubur nanti dan tidak akan berguna". Kita memberikan perawatan khusus untuk badan kita, memberikan perhiasan, dan selalu mempercantik diri kita. Padahal jika nanti kita meninggal, fisik tidak bisa menemani kita ke alam kubur. Dia hanya akan membusuk dalam tanah.

Taukah teman2, ternyata istri ketiga ini seperti jabatan yang selalu kita banggakan. Kita selalu membanggakannya kepada orang lain. "tidak suamiku, jika seandainya engkau meninggal, aku akan langsung menikahi orang lain". Padahal jika kita meninggal, jabatan itu akan segera meninggalkan kita dan diisi oleh orang lain. Seorang presiden direktur yang meninggal, keesokan harinya akan ada penggantinya. Begitu cepatnya jabatan itu pergi dan berpindah ke orang lain.

Taukah teman2, ternyata istri kedua ini seperti keluarga dan istri/suami yg menjadi tempat kita berkeluh kesah. "maafkan aku suamiku, aku hanya dapat menemanimu hingga sisi lubang kuburmu, aku tidak bisa menemanimu sampai ke alam kubur..". Mereka selalu setia mendampingi kita, bahkan ketika kita meninggal, mereka akan mengantarkan kita sampai sisi liang kubur dan mendoakan kita. Karenanya sayangilah mereka selalu.

Dan taukah teman2, ternyata istri pertama adalah hati kita sendiri. "Selama ini aku selalu memperhatikan dan menyayangimu, hanya saja engkau tidak pernah membalasku. Tidak apa-apa suamiku, aku akan menemanimu hingga ke alam kubur nanti." Hati yang menciptakan perilaku kita. Hati yg membimbing kita untuk selalu ingat kepada Allah swt. Hati yg bersih menjadi awalan untuk akhlak yang baik. Selama ini kita mungkin terlalu memperhatikan fisik dan jabatan, melakukan banyak cara agar keduanya selalu mempesona. Namun kita kurang memperhatikan hati kita. Kurang memberikannya siraman. Kurang mendidiknya dengan ilmu-ilmu bermanfaat yg diridhoi Allah swt. Karena itu, jangan pernah melupakan istri pertama ini karena dia akan menemanimu hingga alam kubur. Dialah modal untuk menghadapi hisab-Nya.


Demikian tausiyah yg dibeikan ustadz Komar. Terimakasih banyak tadz, semoga selalu membekas dalam ingatan saya. :D




4 komentar:

Anonim mengatakan...

Subhanallah kaputiii, menyentuh banget ceritanyaaa.. kamu hebat deh kaput nulisnya bahasanya bagus! hihihi ayoo lanjutkannnn :D :D btw link blog bagus arifrahmanlubis.wordpress.com , blognya ka arif 03, trus ada link download ebook bagus2 deh kaput.. hihihi :*

Unknown mengatakan...

astaga anda sungguh berbakat dalam menulis, maukah anda menjadi penulis skenario untuk sinetron saya yang saat ini sedang kejar tayang "Ketika Cinta Bertasbih". saya sedang dilanda kebingungan dengan jalan ceritanya, semakin kesini yang saya ekspos malah si husna. kasian anna dia sudah susah payah ikut seleksi hiks.

-Chaerul Umam

Anjani Putri mengatakan...

tar.. -_-
husna makin seru kok ceritanya gapapa husna aja terussss hihihi.

amel makasih banyak ya :D

Vanny Erliana Kusumawardhani mengatakan...

Kaputiiii, bagus sekali tulisannya :)
Ayo mumpung kita tingkat akhir dan sedang "menganggur", banyak2in nulis, hehe. Aku baca sampe akhir krn penasaran loh, padahal sepanjang itu, haha. Liat blogku juga ya, lagi pengen nulis blog, haha :)