Selasa, 26 April 2011

Keluarga Bahagia

Saya punya banyak peliharaan di rumah. Awalnya, saya cuma punya satu kucing, namanya KIBIL. Nama kibil diberi oleh Bayu, adik saya, dan saya sendiri ga tau arti dan hikmah namanya apa.
Kibil ini kucing pemberian dari temennya mamah. Ibu Kibil sendiri angora asli dan bapaknya kampung. Jadi bisa dibilang Kibil ini sebenernya stengah angora, walaupun ga keliatan sama sekali ;p

Kibil

Kibil ini awalnya kucing rumahan. Ga boleh keluar rumah sama sekali. Pernah sekali dia hilang dan saya benar-benar panik. Akhirnya bersama Nisa dan Bella, teman saya, kami muter2 daerah rumah, ngeliatin kolong2 mobil, liat2 ke halaman rumah orang, sambil teriak "kibiiiil..kibiiiil..". Akhirnya Kibil pulang dengan sendirinya setelah kira-kira 5 hari hilang.

Kibil waktu itu hilang mungkin karena pengen kawin. Karena, beberapa lama setelah kabur, perut Kibil makin besar dan akhirnya melahirkan 5 anak. Semua anak kibil hitam (ga heran..). Lalu bersama ayah saya dan Fyra teman saya, kami menamai anak2 kucing itu Nera (hitam dalam bahasa Italia), Hei (China), Noir (Perancis), Ireng (Jawa, mungkin), dan Kuro (Jepang). Nera, Hei, Ireng, dan Noir akhirnya dikasih ke sepupu saya. Sedangkan Kuro tiba2 menghilang entah kemana. Belakangan saya liat ada kucing hitam berkalung keliaran di dekat rumah, dan saya mengira itu Kuro yg sudah bahagia dipelihara tetangga. Semoga kamu bahagia ya Kuro..

Nera

Setelah kejadian kaburnya Kibil, saya tau jika dia kabur maka dia akan kembali lagi. Apalagi ada mamah saya yg selalu protes akan keberadaan kibil, maka diputuskan Kibil tidak lg tinggal di dalam rumah. Kibil bebas pergi kemanapun yg ia mau. Ternyata itu adalah awal dari kelahiran anak2 berikutnya..

Anak kloter kedua Kibil lahir. Semua berjumlah 5 ekor. Sayangnya, 2 ekor mati beberapa hari setelah dilahirkan. Tiga ekor lainnya, saya dan Fyra dan Lintar menamai mereka Kevin, Erick, dan Bruno. Ceritanya ini edisi orang bule, hehe. Kevin dan Bruno dikasih ke sepupu saya lagi. Sedangkan Erick saya pelihara sampai sekarang.

Erick, si kucing pemalas

Laluuu, anak kloter ketiga lahir. Berbeda dari sebelumnya, kibil tidak diketahui hamil, tiba-tiba lahirlah 2 ekor anak kucing. Saya dan Lintar menamainya Inno dan Jemi. Jari Inno tidak tumbuh sempurna, makanya kalau jalan, Inno sedikit pincang. Inno dan Jemi akhirnya diberikan kepada Bibi saya di Bekasi. Jemi langsung menghilang di hari pertama, sedangkan Inno akhirnya ditaruh di pasar terdekat. Semoga Jemi dan Inno bisa bertahan..

Ki-ka : Inno dan Jemi

Belum berakhir, kloter keempat lahir! Ada 4 ekor anak kucing. Saya dan Lintar memberi nama Kicil (kibil kecil), Mureng (muka coreng), Rimi (mirip jemi), dan Imer (idung merah). Sedihnya, keempat anak kucing ini tiba-tiba hilang ketika mereka berumur kira-kira 1 bulan. Tapi untuk mamah saya, itu merupakan kabar yg menggembirakan..

Rimi

Ketika saya berpikir Kibil sudah tidak bisa punya anak lagi karena umurnya sudah makin tua, ternyata Kibil kembali hamil. Anak kloter kelima pun baru 2 bulan yang lalu lahir, jumlahnya 6 ekor! Sayangnya 2 ekor dari mereka mati beberapa saat setelah lahir. Saya dan Lintar memberi nama Mero (diambil dari nama Imer), Ibel (idung belang), Shoki (karena kakinya putih seperti memakai kaos kaki), dan Sen (terinspirasi dari nama dosen pembimbing Lintar). Sen mati ketika umurnya baru 1 bulan. Sen mati karena main di mesin mobil dan terluka saat mesin mobil dinyalakan. Maaf ya Sen.. :(

Ki-ka : Shoki, Mero, Sen, Ibel

Untuk mamah saya, punya peliharaan mungkin bukan hobinya dan cuma ngerepotin. Tapi untuk saya, peliharaan sering bisa membuat kita tenang dan senang. Sekarang ini, saya sering tertawa kalau melihat anak-anak kucing yang lari-lari, lagi nyusu, atau lagi tidur. Saya juga pernah baca artikel bahwa punya binatang peliharaan dapat menurunkan ketegangan pikiran..

Jadi inilah keluarga bahagia

Atas ki-ka : Erick, Ibel, Mero
Bawah ki-ka : Kibil, Sen



Tidak ada komentar: